Termometri
Termometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan
suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang
paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Agar dapat dilakukan
pengukuran secara
kuantitatif, termometer perlu
dilengkapi dengan skala.
Bagaimana caranya membubuhi
skala pada termometer ? Apa pertimbangan fisisnya ?
Semua tipe dan jenis
termometer didasarkan pada gejala alam yang berkaitan dengan perubahan
sifat
fisis suatu besaran karena adanya kalor yang masuk atau
keluar dari
besaran tersebut. Besaran
fisis tertentu yang sifatnya dapat berubah karena temperaturnya berubah atau diubah
disebut sebagai
besaran termometri
(Thermometric Property). Adapun
contoh jenis termometer dan
Thermometric Propertynya dilukiskan
seperti
tabel
berikut.
Tabel 1: Jenis Termometer dan Thermometric Property
No
|
Jenis / Nama Termometer
|
Thermometric Property
|
1
|
Termometer Gas
Tekanan Tetap
|
V = V
(T) Volume gas sebagai fungsi temperatur.
|
2
|
Termometer Gas
Volume Tetap
|
p
= p (T) Tekanan gas sebagai fungsi temperatur
|
3
|
Termometer Cairan
|
L = L (T) Panjang kolom cairan sebagai fungsi
Temperatur
|
4
|
Termometer Hambatan Jenis (Resistor)
|
ρ = ρ
(T) Hambatan
jenis resistor sebagai fungsi
temperatur
|
5
|
Termometer Pirometer Optis
|
I
= I (T) Intensitas cahaya sebagai fungsi
Temperatur
|
6
|
Termometer Termokopel
|
ε = ε (T) Gaya gerak listrik (ggl)
termokopel
sebagai fungsi temperatur
|
7
|
Termistor (Termometer Kuat Arus
listrik)
|
i = i (T) Kuat arus listrik yang mengalir dalam
|
8
|
Termometer Hambatan Listrik
|
R = R
(T) Hambatan
resistor sebagai fungsi
Temperatur
|
9
|
Termometer Bimetal (Dua Logam)
|
L = L (T) Panjang dua logam yang berlainan
jenisnya sebagai fungsi temperatur
|
Masing-masing jenis termometer memiliki keuntungan
dan
kekurangannya sendiri-sendiri.
Masing-masing jenis
termometer juga mempunyai
daerah pengukuran dan batas
ukur yang
berbeda-beda.
Hal ini disebabkan karena Thermometric Property yang digunakan juga berbeda.
Jika Thermometric Property dilambangkan
sebagai X,
maka X = X (T). Ini
berarti Thermometric Property (X)
sebagai fungsi temperatur (T).
Fungsi apa yang digunakan dalam pembuatan
termometer ? Apakah
fungsi linier atau fungsi
kuadratis atau fungsi
pangkat n ?
Fungsi
ini dapat dipilih atau ditentukan sendiri oleh
pembuat termometer.
Pilihan yang ditetapkan
akan
menentukan sifat
skala termometer. Dalam kasus ini, memilih diartikan sebagai menentukan kondisi
dan konstruksi termometer sedemikan rupa sehingga skala linier
atau
skala lainnya dapat
tercapai.
Demi kemudahan
pembacaan
skala pada termometer, X selalu dipilih sebagai fungsi linier
dari T. Pilihan demikian menghasilkan
skala termometer yang dipilih
bersifat linier pula.
X = c T
.
. . . . ( 2.2)
Persamaan
2.2 dapat diubah ke dalam
bentuk X / T = c atau X1 / T1 = X2 /
T2 dengan kata lain X / T pada setiap
keadaan harus bernilai sama,
dalam
arti
kenaikan satu
skala pada termometer selalu
sama. Inilah yang dimaksud
dengan fungsi linier.
Dalam
sistem satuan internasional
telah
disepakati, bahwa titik acuan untuk
temperatur adalah
temperatur tripel air.
Temperatur tripel
air
adalah temperatur
air murni yang
berada dalam keadaan
setimbang termal
dengan es
dan uap air jenuhnya. Temperatur ini
berharga
273,16
K (Kelvin) dan dapat
direalisasikan dengan menggunakan
sel tripel.
Jika T =
temperatur yang hendak
diketahui, X = harga Thermometric Property pada
temperatur yang hendak diukur,
T1 = temperatur acuan yang dipilih, dan X1 = harga Thermometric Property pada temperatur acuan atau
temperatur yang dipilih,
maka dengan menggunakan
temperatur titik tripel dapat diperoleh persamaan:
T = 273,16
(X / X1 ) K (Kelvin)
. . . . . (2.3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar