ENERGI DALAM
A. Pengertian Energi Dalam
Sebelum membahas
lebih lanjut mengenai hukum pertama termodinamika kita harus memahami terlebih
dahulu mengenai usaha, kalor dan energi serta energi dalam. Karena sebelumnya
kita telah membahas mengenai usaha, kalor dan energi, maka yang perlu dibahas
sekarang adalah mengenai energi dalam.
Setiap benda
memiliki energi yang tidak tampak dari luar. Energi ini disebut energi dalam.
Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat. Kita ketahui bahwa
setiap zat terdiri atas atom-atom atau molekul molekul yang bergerak
terus-menerus. Dari gerakan ini, zat memiliki energy kinetik. Antara
molekul-molekul zat juga terdapat gaya yang disebut gaya antarmolekul. Karena
gaya antarmolekul ini, molekul-molekul memiliki energi potensial. Jumlah energi
kinetik dan energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau
molekul-molekul zat disebut energi dalam. Untuk gas ideal, gaya antarmolekul
dapat diabaikan,
sehingga energi potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan demikian, energi
dalam hanyalah total energi kinetik dari seluruh molekul.
Energi dalam
adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat diukur secara
langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah perubahan energi dalam
(notasi ΔU), yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (diberi indeks 1) ke
keadaan akhir (diberi indeks 2).
Perubahan
energi dalam : ΔU = U2 – U1
B.
Formulasi Usaha, Kalor dan Energi Dalam
a. Formulasi Usaha
Proses yang
terjadi pada tekanan tetap disebut proses isobarik. Usaha W dapat dihitung dari
persamaan: W=F.s dengan F adalah besar gaya dan s adalah besar perpindahan. Gaya F ditimbulkan
oleh tekanan gas ρ yang bekerja pada bagian bawah pengisap, yang besarnya F=p.A, sehingga usaha W dapat ditulis: W=(p.A).s. Karena As sama
dengan perubahan volum gas, ΔV=V2-V1, dengan V2 dan V1
adalah volum akhir dan awal. Maka usaha W
dapat dinyatakan oleh persamaan:
Usaha pada proses isobarik: W = p.ΔV
= p(V2-V1)
Rumus W = p.ΔV pada persamaan diatas hanya
dapat digunakan untuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap (proses
isobarik). Jika tekanan gas berubah, usaha W
harus dihitung dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung dengan
persamaan integral berikut:
Rumus umum usaha gas: W = ∫ p dV
Usaha
diferensial dW yang dilakukan gas
selama perpindahan :
dW =
F.ds = ( pA )( ds ) = p ( A ds )
= p Dv
b.
Formulasi Kalor
Kalor yang diserap
atau diberikan oleh sistem gas dapat dihitung dari rumus kalor:
Q = m.c.Δt atau
Q = C.Δt
Dengan c
adalah kalor jenis dan C adalah
kapasitas kalor gas.
c.
Formulasi Energi Dalam
Telah kita ketahui
bahwa untuk gas ideal, energy dalam gas sama dengan total energy kinetik dari
seluruh molekul-molekul gas. Formulasi energy dalam adalah sebagai berikut:
Gas monoatomik: U = 3/2
NkT = 3/2 nRT
Gas diatomik: U = 5/2
NkT = 5/2 nRT
Dengan
n = jumlah molekul
N =
besar mol
K =
tetapan Boltzman (k = 1,38 x 1023 J/K)
R =
tetapan umum gas (R = 8,31 J/mol = 8310 J/kmol).
Tentu saja perubahan energy dalam ΔU untuk
system yang berubah dari suhu awal T1 ke suhu akhir T2
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gas monoatomik: ΔU = 3/2
nRΔT = 3/2 nR(T2-T1)
Gas diatomic: ΔU = 5/2
nRΔT = 5/2 nR(T2-T1)
Dengan ΔU
= U2 – U1.
Persamaan diatas dengan jelas menunjukkan
bahwa perubahan energi dalam sistem hanya
bergantung pada suhu awal dan suhu akhir. Dengan kata lain, perubahan
energi dalam ΔU hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir sistem, dan tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh
sistem untuk mencapai keadaan itu. Karena itu, energi dalam termasuk fungsi keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar