Konsep
Kalor
Sampai
pada abad ke 19, orang percaya bahwa kalorik adalah suatu zat bahan (material substance) yang terdapat pada setiap benda. Setiap benda yang bersuhu lebih tinggi mempunyai kalorik yang lebih banyak daripada
benda lainnya yang bersuhu lebih rendah.
Bila dua benda mempunyai suhu yang berbeda disentuhkan, benda yang
kalornya lebih banyak akan memberikan kalornya kepada benda yang lebih sedikit
kalornya sehingga kedua benda pada akhirnya akan memiliki suhu yang sama. Akan tetapi, konsep kalor sebagai sebuah zat
yang jumlah seluruhnya tetap konstan tidak mendapat dukungan ekserimen. Namun demikian, kita masih dapat menjelaskan
bahwa ada “sesuatu” yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu lebih rendah. Sesuatu
ini disebut kalor. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Rumford dan Joule ditemukan bahwa kalor adalah sebuah
energi bukan sebuah zat.
Jumlah
energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungannya akibat perbedaan suhu ini
dapat kita simbolkan dengan . Perpindahan kalor masuk yang masuk ke dalam
sistem, atau dengan kata lain menyerap kalor, maka diperi tanda positif. Sedangkan perpindahan kalor ke luar sistem
atau bisa disebut sistem melepas / membuang kalor diberi tanda negatif.
Q > 0 ,
system menyerap kalor
Q < 0 ,
system melepas kalor
Seperti halnya usaha,
kalor adalah sesuatu yang melintasi batas.
Karena suatu sistem tidak menyimpan kalor, kalor bukanlah suatu
properti. Jadi diferensialnya adalah
tak-eksak dan dituliskan sebagai ∂Q, dimana
Q adalah
perpindahan kalor. Untuk sesuatu proses
tertentu, antara keadaan 1 dan keadaan 2 perpindahan kalor dapat dituliskan
sebagai Q1-2, tapi pada umumnya akan dituliskan dengan Q. Laju perpindahan kalor dilambangkan dengan Q.
Sesuai Konvensi, jika
kalor dipindahkan dari suatu sistem, maka nilainya akan positif. Jika kalor dipindahkan dari suatu sistem,
maka nilainya akan negatif. Hal ini
berlawanan dengan konvensi yang dipilih untuk usaha. Jika suatu sistem melakukan usaha terhadap
lingkungannya maka nilainya adalah positif.
Perpindahan kalor positif menambahkan energi ke suatu sistem, sedangkan
usaha positif mengurangi energi dari suatu sistem. Suatu proses dimana terdapat perpindahan
kalor nol disebut proses adiabatik. Proses
demikian diformulasikan secara eksperimental dengan cara menginsulasi sistem
sehingga sedikit sekali kalr yang berpindah.
Untuk menunjukkan
bagaimana kalor didefinisikan sebagai dalam bentuk usaha, perhatikan gambar
berikut :
|
Anggap semua lintasan
diantara sepasang keadaan kesetimbangan dari sistem (kesetimbangan awal pada
titik 1 dan kesetimbangan akhir pada titik 2) adalah tidak adiabatik. Dalam proses ini, sistem tidak diisolasi
secara termal, tapi sistem yang ditinjau disentuhkan dengan satu atau lebih
sistem yang mempunyai suhu yang berbeda.
Ternyata usaha yang dilakukan untuk semua lintasan (kecuali dalam
keadaan khusus) berbeda, dan berbeda pula dengan usaha adiabatik yang dilakukan
diantara dua keadaan yang sama.
WA, WB,
WC adalah usaha dalam proses tak adiabatik dan Wad adalah
usaha adiabatic antara dua keadaan yang sama.
Karena titik awal dan titik akhir semua proses adalah sama, sistem akan mengalami
perubahan energi yang sama untuk masing-masing proses. Jika W menyatakan kerja untuk proses tidak
adabatik, kita definisikan kuantitas kalor Q yang mengalir ke dalam sistem
dalam proses tak adiabatik adalah sebanding dengan perbedaan antara usaha
adiabatic Wad dan usaha W atau
dapat dikatakan kalor sama dengan selisih antara kedua usaha dikalikan dengan
tetapan kesebandingan. Dalam notasi
termodinamika, kita tuliskan tetapan kesebandingan ini sebagai 1/J. Maka kalor didefinisikan sebagai:
Q = 1/J ( W - Wad
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar